Wajib Baca! Air Mata Di Ujung Pedang Kekasih
Air Mata di Ujung Pedang Kekasih
Embun pagi menyelimuti Paviliun Bulan Sabit, tempat Lian Hua (蓮花), si jenius pedang yang dikenal karena senyumnya yang mempesona, berlatih. Namun, di balik senyum itu, tersembunyi rahasia kelam. Lian Hua, sebenarnya, adalah putri seorang pengkhianat yang dibantai keluarganya sendiri. Ia hidup dengan identitas palsu, dilindungi oleh Kaisar, yang juga merupakan dalang di balik pembantaian tersebut.
Di sisi lain, ada Bai Yu (白玉), seorang tabib istana yang lurus hati dan berdedikasi. Ia adalah sahabat masa kecil Lian Hua, mengagumi kebaikan hatinya, dan mencintainya dengan sepenuh jiwa. Namun, Yu tidak tahu menahu tentang kebohongan yang membelit Lian Hua. Ia hanya tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan sahabatnya itu, kegelapan yang bersembunyi di balik senyumnya.
"Lian Hua," sapa Yu lembut, menghampiri Lian Hua yang tengah beristirahat. "Kau tampak gelisah. Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?"
Lian Hua tersenyum tipis. "Hanya latihan yang berat, Yu. Jangan khawatir."
Namun, Yu tidak percaya. Ia merasakan ada yang salah. Instingnya sebagai tabib dan sahabat berteriak. Ia mulai mencari tahu, menggali kebenaran yang terkubur dalam catatan-catatan istana yang berdebu, dan mendengar bisikan-bisikan samar dari para pelayan tua.
Setiap langkah Yu mendekati kebenaran, semakin dalam pula ia terjun ke jurang keputusasaan. Ia menemukan bukti-bukti yang mengarah pada identitas Lian Hua yang sebenarnya, pada pengkhianatan yang dilakukan ayahnya, dan pada peran Kaisar dalam tragedi itu. Ia merasakan dunianya runtuh.
Sementara itu, Lian Hua semakin tertekan. Kaisar memerintahkannya untuk membunuh seorang jenderal yang dianggap sebagai ancaman. Jenderal itu ternyata adalah satu-satunya saksi hidup yang dapat membuktikan bahwa ayah Lian Hua tidak bersalah.
Lian Hua berada di persimpangan jalan. Apakah ia akan terus hidup dalam kebohongan, menjadi boneka Kaisar, ataukah ia akan mengungkap kebenaran dan membalaskan dendam keluarganya, meskipun itu berarti mengkhianati orang-orang yang ia sayangi, termasuk Yu?
Puncak konflik terjadi pada malam bulan purnama. Yu, dengan hati hancur, menghadapi Lian Hua. "Aku tahu semuanya, Lian Hua. Aku tahu siapa kau sebenarnya."
Lian Hua terkejut. Ia mencoba menyangkal, tetapi tatapan Yu yang penuh luka dan kekecewaan membuatnya tak berdaya. Ia mengakui semuanya, dengan air mata yang membasahi pipinya. "Aku tidak punya pilihan, Yu. Aku harus bertahan hidup."
Yu, dengan suara bergetar, berkata, "Lalu, bagaimana dengan hatiku? Bagaimana dengan kebenaran? Apakah kau akan terus mengkhianati semua yang kau cintai?"
Lian Hua terdiam. Ia tahu Yu benar. Ia tidak bisa lagi menyangkal kebenaran. Malam itu, ia memutuskan untuk membalaskan dendam keluarganya.
Pada hari penobatan Kaisar, Lian Hua muncul, mengenakan pakaian berkabung berwarna hitam. Dengan pedang di tangannya, ia mengungkapkan kejahatan Kaisar di hadapan seluruh istana. Pertumpahan darah tak terhindarkan. Lian Hua bertarung dengan KEGANASAN seorang iblis, setiap tebasan pedangnya adalah jeritan dendam.
Akhirnya, ia berhasil mengalahkan Kaisar. Namun, kemenangannya terasa pahit. Yu, yang mencoba menghentikannya, terluka parah.
Lian Hua memeluk Yu yang sekarat. "Maafkan aku, Yu. Aku tidak ingin menyakitimu."
Yu tersenyum lemah. "Aku... selalu mencintaimu, Lian Hua. Bahkan... dengan semua kebohonganmu."
Yu menghembuskan napas terakhirnya di pelukan Lian Hua.
Lian Hua berdiri tegak, memandang istana yang hancur. Ia telah membalaskan dendam keluarganya, tetapi ia kehilangan segalanya. Ia tidak punya apa-apa lagi untuk diperjuangkan. Ia meninggalkan istana dengan tenang, hanya menyisakan senyum dingin yang menyimpan perpisahan abadi.
Beberapa tahun kemudian, seorang pengembara melihat seorang wanita berpakaian sederhana, berlatih pedang di sebuah desa terpencil. Ia bertanya, "Siapakah anda?"
Wanita itu hanya tersenyum. "Aku hanyalah seorang wanita yang mencari kedamaian."
Apakah kedamaian itu benar-benar bisa ditemukan setelah badai dendam dan air mata?
You Might Also Like: 194 Panduan Pelembab Skin Barrier Lokal