Cerpen Seru: Bayangan Yang Terpahat Di Dalam Ingatan
Bayangan yang Terpahat di Dalam Ingatan
Epilog: Musim Semi Seratus Tahun yang Lalu
Hujan gerimis membasahi taman terlarang Istana Timur. Pangeran Li Wei, dengan jubah sulaman naga yang berat, berdiri di bawah pohon Mei yang tengah merekah. Di hadapannya, seorang wanita muda bersimpuh, kepalanya tertunduk dalam. Namanya Mei Lan, pelayan kesayangan ibunya.
"Kau telah mengkhianati kepercayaanku, Mei Lan," ucap Li Wei, suaranya serendah desiran angin. "Kau tahu rahasia itu seharusnya terkubur bersamaku."
Mei Lan tidak menjawab. Hanya air mata yang menetes membasahi tanah.
"Sebagai gantinya, aku akan mengukir namamu di hatiku… SELAMANYA."
Bab 1: Bunga Anyelir di Kedai Kopi
Seratus tahun berlalu. Di tengah hiruk pikuk kota Shanghai modern, sebuah kedai kopi mungil bernama "Memori Mei" berdiri dengan tenang. Pemiliknya, seorang gadis bernama Lin Xi, memiliki tatapan mata yang ANEHNYA terasa familiar. Dia menyimpan mimpi-mimpi yang terasa seperti ingatan yang bukan miliknya.
Suatu sore, seorang pria memasuki kedai kopi. Namanya Wei Zhe, seorang arsitek muda yang sukses. Begitu matanya bertemu dengan Lin Xi, jantungnya berdebar kencang. Rasa DEJA VU yang kuat menghantamnya. Ia merasa pernah mengenal gadis ini… sangat lama.
"Bunga anyelir?" Wei Zhe menunjuk rangkaian bunga anyelir merah yang menghiasi meja kasir. "Bunga favorit ibuku."
Lin Xi tersenyum. "Bunga favorit SEMUA orang yang punya kenangan indah, bukan?"
Bab 2: Echo dari Masa Lalu
Pertemuan demi pertemuan, Wei Zhe dan Lin Xi semakin dekat. Percakapan mereka terasa seperti potongan puzzle yang saling melengkapi. Wei Zhe sering bermimpi tentang istana kuno, tentang pohon Mei yang bermekaran, dan seorang wanita yang menangis. Lin Xi bermimpi tentang pengkhianatan, tentang janji abadi, dan tentang nama yang terukir di hati.
Musik klasik kuno yang diputar Lin Xi di kedai kopi entah kenapa membuat Wei Zhe merasa NYERI yang tak tertahankan. Lagu itu… seperti nyanyian pilu dari masa lalu.
Suatu hari, Wei Zhe menemukan sebuah sketsa usang di loteng rumahnya. Sketsa itu menggambarkan seorang wanita dengan gaun pelayan, berdiri di bawah pohon Mei. Di bagian bawah sketsa tertulis, "Mei Lan".
"Siapa Mei Lan?" tanya Wei Zhe, menunjukkan sketsa itu pada Lin Xi.
Lin Xi terdiam. Air matanya mengalir deras. "Dia… adalah aku."
Bab 3: Kebenaran yang Terungkap
Melalui mimpi dan petunjuk samar, kebenaran masa lalu perlahan terungkap. Mei Lan adalah pelayan kesayangan ibu Pangeran Li Wei. Ia mengetahui rencana jahat seorang menteri yang ingin menjatuhkan Pangeran. Karena cintanya pada Pangeran dan kesetiaannya pada Kerajaan, Mei Lan membocorkan rahasia itu. Pangeran Li Wei marah dan merasa dikhianati. Ia menghukum Mei Lan dengan cara yang lebih kejam dari kematian: mengukir namanya di hatinya sebagai pengkhianat.
Reinkarnasi demi reinkarnasi, jiwa Mei Lan terus mencari kedamaian. Jiwa Li Wei terus mencari penebusan.
Bab 4: Balas Dendam yang Sunyi
Wei Zhe, yang adalah reinkarnasi Pangeran Li Wei, merasa terpukul oleh kebenaran itu. Ia merasa bersalah, menyesal, dan ingin meminta maaf.
"Maafkan aku, Mei Lan," ucap Wei Zhe, berlutut di hadapan Lin Xi.
Lin Xi menatap Wei Zhe dengan tatapan yang tenang dan penuh pengertian. Ia tidak marah, tidak dendam. Ia hanya tersenyum lembut.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Li Wei. Dosa masa lalu tidak bisa ditebus dengan kemarahan. Hanya dengan keheningan dan pengampunan."
Lin Xi kemudian menyeduh secangkir teh untuk Wei Zhe. Teh itu terasa pahit, namun juga manis. Seperti rasa hidup itu sendiri.
Epilog: Musim Semi yang Abadi
Musim semi kembali datang. Pohon Mei di taman terlarang bermekaran dengan indahnya. Wei Zhe berdiri di bawah pohon itu, menatap bunga-bunga yang berguguran. Ia merasakan keheningan yang dalam di hatinya.
Lin Xi datang menghampirinya. Ia memegang tangan Wei Zhe dengan erat.
"Dengarkan," bisik Lin Xi. "Apakah kau mendengar suara itu?"
Wei Zhe terdiam. Ia berusaha mendengarkan. Samar-samar, ia mendengar suara angin berbisik di antara dedaunan. Suara itu terdengar familiar, seperti lagu pengantar tidur dari Kehidupan yang lalu…
You Might Also Like: 176 Alasan Sunscreen Lokal Ringan Cocok