Drama Populer: Aku Berdoa Pada Langit Yang Sama, Tapi Tuhan Berpihak Padamu
Aku Berdoa Pada Langit Yang Sama, Tapi Tuhan Berpihak Padamu
Hujan gerimis membasahi Kota Shanghai. Aroma xialongbao mengepul dari kedai di sudut jalan, tapi hatiku terasa beku. Lima tahun. Lima tahun aku mencintaimu, Li Wei. Di bawah langit yang sama kita berjanji, di bawah rembulan yang sama kita bermimpi. Tapi, mimpi itu kini hanyalah debu.
Senyummu...oh, senyum itu. Dulu, senyum itu bagai mentari pagi yang menghangatkan jiwaku. Sekarang, aku tahu itu hanyalah topeng. Topeng yang menutupi kebusukan hatimu. Pelukanmu dulu terasa begitu aman, seolah seluruh dunia melindungiku. Sekarang, aku merasakan racun menjalar di setiap sentuhan.
"Aku akan selalu mencintaimu, Mei Lan," bisikmu waktu itu, di bawah pohon sakura yang tengah bermekaran. Janji itu seindah bunga, namun setajam belati yang kini menancap di dadaku. Aku melihatmu, Li Wei, dengan wanita lain. Bukan hanya sekali. Bukan hanya dua kali. Tapi berkali-kali. Dan setiap kali, hatiku hancur berkeping-keping.
Aku, Mei Lan, mungkin terlihat tenang. Anggun dalam balutan gaun sutra, bibirku terpoles sempurna, rambutku tersanggul rapi. Tapi di balik semua keanggunan ini, ada jurang yang dalam. Jurang kepedihan yang tak terperi. Aku belajar menyembunyikan luka di balik senyuman sinis. Aku belajar menelan air mata di balik tawa yang dipaksakan.
Aku tahu kau mengharapkan amarah. Teriakan. Tangisan histeris. Tapi aku bukan wanita seperti itu, Li Wei. Aku akan membalasmu dengan cara yang lebih...elegan. Perusahaan yang kau bangun dengan susah payah? Sekarang menjadi milikku. Rumah mewah tempat kau bermimpi bersamaku? Sekarang menjadi galeri lukisan yang menyimpan kenangan pahit.
Kau memohon. Kau berlutut. Kau meminta maaf. Tapi air matamu tak lagi berarti apa-apa bagiku. Kau berteriak mempertanyakan kenapa aku melakukan ini, kenapa aku begitu KEJAM. Aku hanya tersenyum tipis. Senyum yang dulu kau puja, kini kau benci.
"Aku hanya mengembalikan apa yang menjadi milikku, Li Wei. Dan sedikit...lebih," bisikku, sebelum berbalik dan meninggalkanmu dalam kehancuran.
Aku tahu ini tidak akan mengembalikan hatiku yang hancur. Aku tahu, di suatu malam yang sunyi, aku akan merindukanmu. Tapi aku juga tahu, penyesalanmu akan abadi. Penyesalan yang akan menghantuimu setiap malam, setiap hari.
Cinta dan dendam...lahir dari tempat yang sama, bukan?
You Might Also Like: Distributor Kosmetik Passive Income