Harus Baca! Tangisan Yang Menyambut Balas Dendamku
Tangisan yang Menyambut Balas Dendamku
Aula Emas itu gemerlap, memantulkan cahaya dari ribuan lilin yang menari-nari. Di sanalah, di singgasana berlapis emas, Kaisar Agung Xuan duduk dengan angkuh. Tatapan matanya tajam, menyapu barisan pejabat yang berdiri membungkuk di hadapannya. Di antara mereka, Putri Lianhua, bagai lotus di antara duri, berdiri dengan anggun, namun hatinya membeku.
Istana ini adalah labirin intrik. Setiap senyum adalah topeng, setiap bisikan adalah racun yang merayap. Lianhua, yang dulu hanyalah seorang putri kesayangan, kini menjadi bidak dalam permainan kekuasaan. Dia dinikahkan dengan Jenderal Zhao, seorang pria dengan kekuasaan mutlak dan ambisi membara.
Cinta. Kata itu dulu memiliki arti bagi Lianhua. Sebelum keluarganya dijebak dan dieksekusi atas tuduhan palsu. Sebelum dia dipaksa menikah dengan pria yang dia benci. Dulu, dia mencintai Pangeran Rui, seorang pria yang hatinya sehangat matahari. Namun, cinta itu kini terkubur di bawah tumpukan debu pengkhianatan.
Jenderal Zhao, dengan senyum liciknya, melihat Lianhua bukan sebagai istri, melainkan sebagai alat. Melalui Lianhua, dia ingin merebut takhta. Dia merayunya dengan janji-janji kekuasaan, menjanjikan balas dendam. Namun, Lianhua menyimpan rahasia yang lebih dalam. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pion.
Malam-malam di istana terasa panjang dan mencekam. Lianhua berpura-pura tunduk pada Jenderal Zhao, sambil diam-diam merencanakan pembalasannya. Setiap sentuhan, setiap kata manis, terasa seperti pisau yang menusuk hatinya. Dia tahu, dia harus menunggu waktu yang tepat.
Pangeran Rui, yang dianggap telah meninggal dunia, ternyata masih hidup dan bersembunyi, mencari cara untuk membersihkan nama keluarga Lianhua. Mereka berkomunikasi secara rahasia, merencanakan strategi yang rumit. Setiap pertemuan mereka adalah perjudian, mempertaruhkan nyawa mereka berdua.
Saat hari pembalasan tiba, Lianhua melancarkan serangannya. Dengan kecerdasan dan kelicikannya, dia memanipulasi Jenderal Zhao, menjebaknya dalam pengkhianatan yang bahkan lebih besar dari yang dia bayangkan. Di hadapan Kaisar Agung Xuan dan seluruh istana, Lianhua membongkar kejahatan Jenderal Zhao.
Pengakuan itu mengguncang fondasi istana. Jenderal Zhao, yang dulu begitu perkasa, kini berlutut memohon ampun. Namun, Lianhua tidak menunjukkan belas kasihan. Dia menatapnya dengan tatapan sedingin es.
"Kau pikir aku lemah? Kau pikir aku bisa dimanipulasi? Kau salah," ucap Lianhua dengan suara menggelegar. Dia kemudian mengeluarkan bukti-bukti yang tak terbantahkan, membuktikan bahwa Jenderal Zhao-lah yang telah menjebak keluarganya.
Pada akhirnya, Jenderal Zhao dieksekusi. Kaisar Agung Xuan, yang selama ini dibutakan oleh ambisi, terkejut dan marah. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Kekuatan Lianhua telah tumbuh terlalu besar.
Lianhua berdiri di balkon istana, menatap langit malam yang kelam. Air mata mengalir di pipinya, bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kemenangan. Dia telah membalaskan dendam keluarganya.
Namun, kemenangan itu terasa pahit. Cinta yang dulu dia idam-idamkan telah berubah menjadi abu. Dia telah mengorbankan segalanya demi balas dendam.
Dia berbalik, menatap masa depannya yang tidak pasti. Takhta kekaisaran kini kosong, dan kekuatan istana sedang bergejolak.
Masa depan ada di tangannya sekarang!
Dan takdir pun menulis ulang lembaran sejarah...
You Might Also Like: Be Unbiased Symbol Wooden Blocks Words