Dracin Terbaru: Air Mata Yang Menjadi Penutup Kisah
Di taman kenangan yang diselimuti kabut PERAK, bersemi sebuah kisah yang sehalus sutra mimpi. Angin berbisik tentang CINTA yang terukir di antara halaman-halaman waktu yang terlupakan. Di sanalah, di bawah naungan pohon sakura yang menggugurkan kelopak seperti salju musim semi, aku melihatnya.
Lelaki itu, bagai lukisan kuno yang hidup kembali, dengan mata setajam elang dan senyum semanis madu. Dia adalah BAYANGAN, hadir dan tiada, nyata dan khayal. Kami berdansa di atas lantai mimpi, diiringi melodi kecapi yang merdu, tenggelam dalam lautan asmara yang tak bertepi.
Setiap tatapannya adalah puisi, setiap sentuhannya adalah melodi. Kami saling bertukar janji di bawah rembulan yang pucat, berikrar untuk SELAMANYA. Namun, 'selamanya' dalam mimpi berbeda dengan 'selamanya' dalam dunia nyata.
Waktu berjalan seperti aliran sungai yang deras, membawa kami semakin jauh ke dalam labirin cinta yang rumit. Ada tawa, ada air mata, ada rindu yang membakar jiwa. Namun, ada pula keraguan yang menggerogoti hati.
Apakah dia nyata? Apakah semua ini hanya ilusi?
Pertanyaan itu menghantuiku setiap malam, bagai bayangan gelap yang menari di dinding kamar. Aku berusaha meraihnya, menggenggamnya erat, namun dia selalu lolos dari genggamanku, bagai pasir yang berjatuhan dari telapak tangan.
Hingga suatu malam, di puncak menara yang menjulang tinggi ke langit, rahasia itu terungkap. Di bawah cahaya bulan purnama, dia menatapku dengan mata yang penuh kesedihan.
"Aku... aku adalah ECHO," bisiknya lirih. "Gema dari masa lalu, bayangan dari hati yang rindu. Aku tidak nyata. Aku hanya ada dalam mimpimu."
Kata-kata itu menghantamku bagai petir di siang bolong. KEINDAHAN cinta kami, ternyata hanyalah fatamorgana. Kebahagiaan yang kurasa, hanyalah ilusi belaka.
Air mata mengalir deras membasahi pipiku, menjadi sungai kepedihan yang tak berujung. Di saat itulah, aku menyadari bahwa AIR MATA itulah yang menjadi penutup kisah kami.
Dia menghilang, lenyap ditelan kegelapan. Aku ditinggalkan sendiri, di puncak menara yang sunyi, dengan hati yang hancur berkeping-keping.
Misteri terpecahkan, tapi lukanya justru semakin dalam.
Apakah kau masih mengingatku, di suatu tempat di antara waktu?
You Might Also Like: Interpretasi Mimpi Diserang Ular Belang