FULL DRAMA! Kau Adalah Akhir Dari Segala Perang, Tapi Awal Dari Segala Rindu
Kau adalah akhir dari segala perang, tapi awal dari segala rindu
Kabut senja melukis cakrawala dengan warna jingga dan ungu, serupa dengan lukisan di dinding istana yang terlupakan. Di sanalah, di antara bayangan pilar-pilar batu yang merindukan cahaya, aku melihatmu. Bukan dengan mata, tetapi dengan hati yang berdebar, merasakan kehadiranmu seperti aroma bunga plum di musim dingin.
Kau adalah AISHITERU dari segala perang. Perang batin yang menghancurkan, perang dunia yang memisahkan, perang tak berujung antara harapan dan keputusasaan. Di matamu, aku menemukan kedamaian yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Sebuah danau yang tenang di tengah badai.
Namun, tatapanmu juga adalah awal dari segala rindu. Rindu pada sentuhan yang tak pernah ada, pada bisikan yang tak pernah terucap, pada janji yang terukir hanya di dalam mimpi. Rindu yang menggerogoti jiwa, meninggalkan lubang yang tak mungkin terisi.
Kau adalah siluet di balik tirai sutra, bayangan yang menari di atas air sungai yang beriak. Aku mengejarmu melintasi dimensi waktu, melewati taman-taman bunga persik yang abadi, menyusuri jalan setapak yang ditaburi bintang-bintang. Setiap langkah adalah doa, setiap hembusan angin adalah harapan.
Apakah kau nyata? Apakah kau hanya ilusi dari hati yang terluka? Aku tak tahu. Mungkin kau adalah dewi dari legenda kuno, atau mungkin hanya serpihan kenangan dari kehidupan yang lalu.
Suatu malam, di bawah rembulan yang pucat, kau berhenti. Kau menoleh, dan untuk pertama kalinya, aku melihat dengan jelas. Matamu... mata itu adalah cermin dari diriku sendiri. Kau adalah aku, dalam wujud yang lebih murni, lebih indah, lebih sempurna.
RAHASIA TERUNGKAP: Kita adalah satu jiwa yang terbelah, dipisahkan oleh takdir yang kejam. Kau adalah bagian yang hilang, bagian yang aku rindukan selama ini. Tapi, mengetahui kebenaran ini hanya membuat luka semakin dalam. Karena, bagaimana mungkin aku memiliki diriku sendiri? Bagaimana mungkin aku mencintai diriku sendiri dengan cinta yang begitu besar?
Kabut senja semakin pekat. Bayanganmu mulai memudar, perlahan tapi pasti. Aku berusaha meraihmu, tapi tanganku hanya menggenggam udara kosong.
"... Kita akan bertemu lagi, di taman bunga persik saat musim semi abadi tiba..."
You Might Also Like: 7 Fakta Interpretasi Mimpi Menemukan