Drama Abiss! Kau Menulis Puisi Untukku, Tapi Setiap Baitnya Adalah Jebakan
Kau Menulis Puisi Untukku, Tapi Setiap Baitnya Adalah Jebakan
Di kota Chang'an yang remang-remang, di mana LENTERA terapung di permukaan Sungai Abadi, dan bayangan berbisik rahasia dari balik dinding batu, hiduplah Lin Yue, seorang penyair muda yang jiwanya terasa lebih tua dari waktu itu sendiri. Di dunia manusia, ia dikenal karena sajak-sajaknya yang menyentuh kalbu, tetapi di dunia roh, ia dikenal sebagai 'Bayangan yang Terlupa', jiwa yang seharusnya sudah lama lenyap.
Hidupnya adalah teka-teki. Ia sering bermimpi tentang dunia yang bukan miliknya, tentang wajah-wajah yang memanggil namanya, tentang KEMATIAN yang terasa begitu nyata, namun begitu jauh. Mimpi itu selalu berakhir dengan suara serak yang berbisik, "Kau akan kembali, Lin Yue. Takdirmu menunggu."
Suatu malam, saat bulan purnama memandangi Chang'an dengan mata peraknya, seorang pria misterius bernama Wei Lan muncul dalam hidup Lin Yue. Wei Lan adalah seorang cendekiawan yang tampak anggun dan mempesona, dengan mata sekelam malam dan senyum yang bisa mencairkan es. Ia mengagumi puisi Lin Yue, memujinya sebagai anugerah bagi dunia.
Wei Lan mulai menulis puisi untuk Lin Yue. Setiap baitnya memabukkan, berisi janji cinta abadi dan perlindungan dari kegelapan. Namun, semakin dalam Lin Yue terhanyut dalam kata-kata indah itu, semakin aneh pula yang terjadi. Ingatannya mulai kabur, mimpinya menjadi lebih nyata, dan bayangan di sekitarnya tampak semakin hidup.
"Kau milikku, Lin Yue," bisik Wei Lan suatu malam, di bawah tatapan BULAN yang MENGINGAT nama-nama yang terlupakan. "Takdir kita terikat sejak lama."
Lin Yue mulai curiga. Mengapa Wei Lan begitu terobsesi padanya? Mengapa setiap puisi yang ditulis Wei Lan terasa seperti mantra yang mengikatnya?
Kemudian, kebenaran pahit itu terungkap. Wei Lan bukanlah manusia biasa. Ia adalah Roh Kegelapan, yang telah menunggunya selama berabad-abad. Kematian Lin Yue di dunia lama bukanlah akhir, melainkan awal dari takdir baru yang ia rancang. Setiap puisi Wei Lan adalah JEBAKAN, mantra yang dirancang untuk mengikat jiwa Lin Yue selamanya.
"Kau adalah kekuatanku, Lin Yue," kata Wei Lan dengan senyum dingin. "Tanpa dirimu, aku hanyalah bayangan belaka."
Pertempuran dimulai. Lin Yue, dengan bantuan sisa-sisa kekuatan yang masih tertinggal dalam dirinya, mencoba melawan kendali Wei Lan. Ia menemukan bahwa sajak-sajaknya sendiri adalah senjata. Kata-kata yang dulunya dianggap indah, kini menjadi pelindung.
Dalam pertarungan antara cahaya dan kegelapan, Lin Yue menemukan bahwa ia bukan hanya sekadar penyair. Ia adalah WARISAN dari garis keturunan kuno, yang ditakdirkan untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh. Kematiannya di dunia lama adalah bukan akhir, melainkan transformasi.
Di akhir pertempuran, Wei Lan dikalahkan, tetapi bukan oleh kekuatan fisik, melainkan oleh kekuatan CINTA. Cinta sejati, cinta yang bukan didasari oleh obsesi dan manipulasi, melainkan oleh pengorbanan dan rasa hormat.
Ternyata, bukan Wei Lan yang mencintai Lin Yue dengan tulus. Melainkan roh penjaga yang selalu membayanginya, roh yang diam-diam melindunginya sejak ia lahir. Roh itu yang menuntunnya melalui mimpi, yang memberinya kekuatan untuk melawan Wei Lan.
Saat Wei Lan menghilang menjadi debu, roh penjaga itu mendekat, matanya memancarkan kesedihan yang mendalam.
"Kau bebas sekarang, Lin Yue," bisiknya. "Jalani hidupmu. Ingatlah aku, jika kau mau."
Sebelum roh itu pergi, Lin Yue bertanya: "Siapa yang sebenarnya MENCINTAIKU, dan siapa yang memanipulasi takdir?"
Roh itu tersenyum pahit. "Itu adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh hatimu sendiri."
Dan kemudian ia menghilang, meninggalkan Lin Yue sendirian di bawah tatapan bulan yang abadi.
Apakah takdir hanyalah ilusi, ataukah setiap kata yang tertulis adalah kunci untuk membuka pintu masa depan?
You Might Also Like: Howard Ducks Marvelous Mcu Comeback