Cerita Seru: Kau Menikah Dengan Dia, Tapi Hatimu Tak Pernah Setia
Kau Menikah Dengan Dia, Tapi Hatimu Tak Pernah Setia
Kabut menyelimuti Puncak Cangshan seperti kain kafan yang menutupi rahasia. Di bawahnya, lorong-lorong Istana Jade berbisik dalam kesunyian, hanya diterangi obor-obor yang menari-nari, seolah menyaksikan dosa-dosa yang tak terampuni.
Lin Yue, sang permaisuri, berdiri di depan cermin perunggu. Wajahnya pucat pasi, meski riasan tebal berusaha menyembunyikannya. Lima tahun sudah berlalu sejak suaminya, Kaisar Zhao, menikahi dirinya setelah dikabarkan tewasnya Pangeran An, adik Kaisar sekaligus cinta pertama Lin Yue.
"Kau terlihat cantik, Yue'er," suara lembut menyapa dari belakang. Kaisar Zhao, dengan jubah naga keemasannya, menghampiri. Senyumnya hangat, namun matanya menyimpan kalkulasi yang dingin.
Lin Yue membalas senyumnya, hampa. "Yang Mulia terlalu memuji."
"Tidak, aku hanya mengatakan kebenaran. Lima tahun... waktu yang cukup lama untuk melupakan," bisik Kaisar, jemarinya menyentuh rambut Lin Yue.
Tiba-tiba, seorang kasim tergopoh-gopoh masuk, wajahnya dipenuhi ketakutan. "Yang Mulia! Pangeran An... dia... dia kembali!"
Kaisar Zhao terdiam. Lin Yue merasakan jantungnya berdebar kencang. Pangeran An... kembali?
Malam itu, Pangeran An berdiri di depan Kaisar Zhao dan Lin Yue. Wajahnya tampak lebih dewasa, namun tatapannya masih sama seperti dulu: penuh cinta dan penghakiman.
"Saudaraku," sapa Pangeran An, suaranya bergetar. "Lima tahun aku menghilang. Lima tahun kalian bahagia... atau setidaknya berpura-pura bahagia."
"An'er... kau selamat," kata Kaisar Zhao, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.
"Selamat? Ya, aku selamat dari jebakan yang kau rancang. Aku melihat semuanya, Zhao. Aku melihatmu bersekongkol dengan Jenderal Wei untuk menyingkirkanku agar kau bisa mendapatkan takhtaku... dan Yue'er."
Lin Yue menunduk. Kebenaran itu terlalu pahit untuk ditelan.
"Kau salah paham, An'er," Kaisar Zhao membela diri. "Aku hanya ingin melindungimu."
"Melindungi? Dengan mengirim pembunuh bayaran? Dengan memfitnahku sebagai pengkhianat?" Pangeran An tertawa sinis. "Kau pikir aku bodoh? Aku tahu kau menginginkan segalanya dariku."
Lalu, Pangeran An menatap Lin Yue. "Dan kau, Yue'er... apakah kau mencintainya?"
Lin Yue mengangkat wajahnya. Matanya bertemu dengan mata Pangeran An, lalu beralih ke Kaisar Zhao. Senyum tipis terukir di bibirnya.
"Cinta? Cinta itu hanya alat, An'er. Kau lihat, kaulah yang naif. Aku tahu rencana Zhao sejak awal. Aku tahu dia ingin menyingkirkanmu. Aku membiarkannya terjadi."
Kaisar Zhao tersentak. "Yue'er... apa maksudmu?"
"Aku ingin kekuasaan, Zhao. Kekuasaan yang tidak bisa kau berikan kepadaku sebagai selir biasa. Kau pikir aku tidak tahu kau berencana menjadikanku permaisuri boneka? Aku membutuhkanmu untuk menyingkirkan An, lalu aku akan menyingkirkanmu. Dan sekarang... dengan kembalinya An, rencana itu sempurna."
Lin Yue menatap Pangeran An, senyumnya semakin lebar. "Kau adalah bidakku, An'er. Maafkan aku karena harus menggunakanmu, tapi ini semua demi takhta."
Pangeran An terdiam. Kebenaran itu menghantamnya seperti badai. Dia, yang merasa sebagai korban, ternyata hanyalah pion dalam permainan yang lebih besar.
Lin Yue mendekati Pangeran An, menyentuh pipinya dengan lembut. "Kau akan tetap bersamaku, bukan? Kita akan memerintah bersama."
Pangeran An menatap mata Lin Yue, dan untuk pertama kalinya, dia melihat kekosongan yang abadi.
"Kau menikahi dia, tapi hatimu tak pernah setia, Zhao. Dan aku? Aku menikahi ilusi tentang cinta dan keadilan. Tapi pada akhirnya... kitalah yang tertipu, bukan?"
You Might Also Like: Agen Kosmetik Reseller Dropship Kota_29